You are currently viewing Menyikapi Paradigma Baru dalam Proses Pembelajaran, BPK bersama FTS dan FEB Selenggarakan Seminar Dosen

Menyikapi Paradigma Baru dalam Proses Pembelajaran, BPK bersama FTS dan FEB Selenggarakan Seminar Dosen

Jakarta (UNAS) – Badan Pengembangan Kurikulum (BPK) Universitas Nasional (UNAS) berkolaborasi dengan Fakultas Teknik dan Sains (FTS) serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAS menggelar seminar dosen dengan judul “Paradigma Baru dalam Proses Pembelajaran” pada Selasa (20/9) di Aula Blok 1 Lt 4. Seminar ini mengundang Dewan Pengarah BRIN, Prof. Dr. Ir. Marsudi Kisworo, IPU, sebagai narasumber.

Dalam menyampaikan materinya, Prof. Marsudi menjelaskan bahwa dosen harus mengikuti perkembangan zaman dalam proses pengajaran. “Mahasiswa sekarang harus diajar dengan dosen yang update mengikuti perkembangan jaman saat ini. Kurikulum yang bagus, jika ditunjang dengan dosen yang bagus, maka akan meningkatkan kualitas mahasiswa,” katanya. Ia menyebutkan bahwa sebagai seorang tenaga pengajar dalam revolusi mengajar guru atau dosen harus memiliki esensi dari semboyan Ki Hajar Dewantara.

“Guru maupun dosen harus memegang tiga slogan, yaitu ing ngarsa sung tulada yang berarti seorang guru adalah pendidik yang harus memberi contoh atau menjadi panutan. Ing madya mangun karsa, yakni di tengah memberi atau membangun semangat, niat, maupun kemauan, Semboyan ini memiliki makna bahwa ketika guru atau pengajar berada di tengah-tengah orang lain maupun muridnya, guru harus bisa membangkitkan atau membangun niat, kemauan, dan semangat dalam diri. Semboyan terakhir adalah tut wuri handayani, yakni ketika berada di belakang, pengajar atau guru harus bisa memberikan semangat maupun dorongan kepada para muridnya,” papar Prof. Marsudi. Pria yang pernah menyandang Best Rector in Asia, World Education Congress di Singapura 2018 tersebut juga menyebutkan bahwa dalam pembelajaran, dosen perlu menerapkan Student Center Learning (SCL). “Konsep utama SCL adalah mahasiswa diajak diskusi bersama, mengobrol mengenai minat dan bakat jadi hal itu akan banyak memberikan perubahan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan FTS UNAS, Novi Azman, S.T., M.T., Ph.D., menyampaikan bahwa sistem pembelajaran saat ini harus menerapkan Outcome-Based Education (OBE). “Ke depannya, proses pembelajaran itu berbasis outcome education. Dalam proses ini, pada setiap sesi dan setiap semester, dosen akan diminta outcome-nya,” pungkasnya. Sementara itu, dalam membuka acara Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni UNAS, Dr. Suryono Efendi, S.E., M.B.A., M.M, mendorong para dosen untuk membuat Rencana Pembelajaran Semester (RPS) semenarik mungkin. “Buat RPS yang menarik dan kreatif dengan mengimplementasikan MBKM,” tandasnya. (*TIN/M)

Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Email