Jakarta (UNAS) – Pandemi covid-19 secara nyata mempengaruhi semua aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam mengelola bisnis atau perusahaan. Bisnis diharuskan untuk selalu mempertimbangkan bagaimana pandemi mempengaruhi operasional mereka.
Pada situasi seperti ini, Peran aktif para akuntan sangat diperlukan dalam memberi solusi menghadapi kemungkinan krisis dunia yang terus memburuk, sehingga pertimbangan-pertimbangan riset akuntansi yang dapat dilakukan untuk membantu khususnya bagi perusahaan untuk dapat keluar dari krisis ekonomi. Selain itu, Audit yang dibuat juga diharapkan dapat memberikan arahan bagaimana pelaku bisnis menangani ketidakpastian dari sisi keuangan.
Oleh karena itu, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional (FEB UNAS) menyelenggarakan webinar dengan tema “Akuntansi, Audit, dan Peluang Riset di Masa Pandemi Covid-19” pada Rabu, (12/8) di Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh para dosen dan mahasiswa di lingkungan FEB UNAS.
Dalam pemaparannya, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Bambang Subiyanto, S.E., M.Ak., CPA. mengatakan peran auditor pada laporan keuangan periode Covid-19 berada pada tingkat pengawasan yang ketat. Menurutnya, sebagai seorang auditor memiliki kewajiban kepentingan publik untuk menyelesaikan pekerjaan audit sesuai dengan standar profesional dan ketentuan etika yang berlaku.
“Dalam kondisi ini auditor harus mengakui bahwa cara melakukan audit sebelumnya diperlukan modifikasi signifikan untuk mengatasi tantangan dan ketidakpastian yang muncul dari dampak pandemi Covid,” ujarnya.
Bambang menambahkan bahwa di masa pandemi Covid-19, auditor perlu mempertimbangkan semua informasi saat ini dan dimasa mendatang terkait tentang bisnis. “Auditor harus meningkatkan skeptisisme profesional yang sangat tinggi dan mengkomunikasikannya kepada manajemen dan pihak yang bertanggung jawab terhadap tata kelola,” ucapnya.
Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Molina, S.E., M.Si., Ak., CA. mengungkapkan masuknya pandemi Covid-19 ke Indonesia bersamaan dengan pelaporan keuangan perusahaan. “Apakah laporan keuangan akan dilaporkan di tahun 2020 dimana kondisi 2019 berbeda jauh dengan 2020 nah apakah hal itu cocok dengan laporan. ini adalah PR besar para akuntan dalam memberikan informasi yang benar atas laporan keuangan,” ucap Molina.
Ia juga mengatakan, dimasa pandemi ini banyak perusahaan yang terpaksa menurunkan harga produk hingga menutup usahanya karena tidak mampu survive. Sehingga hal itu menjadi catatan para akuntan.
“Ini perlu note untuk para akuntan dan going konsen dimana banyak pelaku usaha yang menutup usahanya ataupun menjual produk dengan harga yang murah maka perlu peran kita memikirkan bagaimana going konsennya” jelasnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Padri Achyarsyah, S.E., M.M., DESS., Ak., CA., CPA. mengatakan bahwa audit keuangan sedang mengalami krisis karena tidak sesuai dengan prosedur. Maka dari itu, katanya, akuntan perlu memperhatikan laporan untuk tahun 2020 yang disesuaikan dengan kondisi saat ini.
“Kita sedang mengalami krisis audit karena audit tidak sesuai dengan aturan. Maka dari itu pada tahun 2020 perlu dipertimbangkan informasi penyesuaian atau non penyesuaian yang perlu dicantumkan dalam laporan keuangan akibat pandemi covid-19” ungkap Padri.
Dimasa pandemi, ketidakpastian keuangan terjadi di berbagai perusahaan sehingga terjadi krisis. Oleh karena itu, diperlukan suatu riset bisnis agar di masa pandemi perusahaan dapat bertahan dari krisis yang melanda.
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Dr. Zumratul Meini, S.E, M.S.E., M.S.Ak. mengatakan bahwa pada krisis saat ini peluang untuk melakukan riset akuntansi sangat besar. Menurutnya, setiap perusahaan harus bergerak cepat mencari solusi dari krisis yang ada.
“Peluang riset akuntansi akibat covid 19 justru sangat besar karena harus mencari banyak solusi dari permasalahan yang ada. Bukan hanya riset akuntansi saja namun juga sektor ekonomi lainnya,” kata Zumratul.
Dalam bidang akuntansi, kata Zumratul, riset yang dapat dilakukan adalah riset terhadap akuntansi keuangan, audit, akuntansi perpajakan, dan akuntansi sektor publik. “kita bisa melihat dari bagaimana manajemen laba perusahaan di masa pandemi covid-19, kemudian dampak pandemi terhadap industri tertentu semisal pariwisata, transportasi, energi, telekomunikasi, perbankan, juga UMKM, lalu fenomena berbagai insentif perpajakan dimasa pandemi, dan evaluasi kebijakan refocusing anggaran terkait covid-19 seperti bantuan sosial itu adalah berbagai objek yang bisa kita riset saat ini,” ujarnya. *(DMS)