Jakarta (UNAS) – Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai keuangan, Kelompok Studi Pasar Modal Fakultas Ekonomi & BisnisUniversitas Nasional kembali mengadakan webinar nasional dengan tema “Start Change Your Mindset from Personal Finance” yang dilaksanakan melalui Zoom Meeting pada Kamis (08/06/2023). Kegiatan ini menghadirkan pemateri Bapak Dani Setiawan, S.Hum., CPF., selaku Trainer Klasspro.id
“Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Dani Setiawan, S.Hum., CPF., yang telah memberikan waktunya dalam kegiatan webinar nasional untuk mengedukasi kepada para peserta mengenai Personal Finance dan sepertinya peserta webinar kali ini sangat antusias terbukti lebih dari 300 peserta yang mengikuti agenda kita kali ini”, Ketua Umum KSPM FEB UNAS, Muhammad Syakur Amarudin, Ujarmya.
Kegiatan dibuka langsung oleh Kepala Galeri Investasi Universitas Nasional, Ibu Adilah Permananingrum, S.E., M.Sc. Dalam sambutannya, beliau mengharapkan setelah mengikuti webinar nasional ini, seluruh peserta yang hadir dapat mengimplementasikan ilmu yang telah didapat dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap setelah kegiatan webinar ini, seluruh peserta dapat membenahi personal financenya secara lebih baik dan lebih tepat pada instrumen investasinya” Ujarnya pada Kamis, 08 Juni 2023. Tidak lupa, beliau mengingatkan bahwasanya investasi pasar modal tidak pernah menjanjikan angka tertentu sebagai suatu imbalan investasinya.
Kemudian, di awal Bapak Dani Setiawan, S.Hum., CPF., selaku trainer klasspro.id beliau menjelaskan mengenai bagaimana peran inti dari pendidikan keuangan. “Tidak harus membuat uang itu bekerja buat kita, tapi lebih ke membuat kita bertahan, supaya kita gak bangkrut, supaya kita gak tambah miskin.
Bukan berarti pendidikan keuangan itu ilmu untuk menjadi cepat kaya, tapi dengan pendidikan keuangan kita terhindarlah dari masalah-masalah keuangan”. (Dani: 2023)
Beliau juga membahas mengenai ketidakseimbangan yang terjadi di Indonesia dalam literasi dan inklusi keuangan masyarakat. Bahwa banyak hal yang terjadi di Indonesia dikarenakan darurat literasi keuangan, sebagai contohnya adalah maraknya kasus ‘pinjol’ yang terjadi dengan adanya utang berbunga hingga membuat konsumen menjadi terlilit utang. Kemudian, maraknya kasus investasi bodong, mental konsumtif dan banyaknya kasus generasi sandwich yang terjadi di Indonesia.
Selanjutnya, beliau pun memaparkan seperti apa manfaat dari mempelajari personal finance, yakni untuk menjadikan hidup lebih sejahtera, mampu mengubah penghasilan yang sedikit menjadi lebih besar, dan bahkan pemahaman ini bisa diturunkan kepada generasi selanjutnya.
Tingginya tingkat antusias para audiens dibuktikan dengan banyaknya pengajuan pertanyaan pada saat sesi tanya jawab bersama pembicara. Sesi ini diawali oleh pertanyaan dari Karisma Nur Zakirah selaku Moderator yakni, “buat kita yang pengennya nabung tapi pengen dapet sesuatu yang lebih dan hasilnya gak diem-diem aja, itu bagaimana ya Pak? Karena pastinya beberapa diantara kita masih takut untuk mencoba hal selain menabung”.
Setelah itu, Bapak Dani pun menjawab, “Saham kan resikonya tinggi dan belum tentu cocok dengan semua orang sebenernya. Tapi ada produk di pasar modal yang bener-bener nih buat pengganti tabungan atau jadi pilihan untuk penyimpanan dana darurat, yaitu reksadana pasar uang”. Selanjutnya, Pak Dani pun menambahkan bahwa reksadana pasar uang pun bisa dimulai dengan modal terkecil sebesar sepuluh ribu rupiah, dan jika kita memulai dari yang terkecil terlebih dahulu, maka dari kebiasaan tersebut kita akan bisa mulai bertahap untuk mencoba mempelajari produk pasar modal yang risikonya lebih tinggi.
Selanjutnya ada salah satu pertanyaan dari audiens, yaitu Saudara Haidar yang berasal dari UIN Gusdur, “Assallammualaikum, izin bertanya. Bagaimana sih caranya membangun kesadaran literasi keuangan bagi orang tua kita? karena terkadang kita sudah memberikan saran-saran kepada orang tua, tetapi masih dianggap remeh oleh orang tua kita, karena mindset orang tua masih cenderung konsumtif, mohon arahannya, terima kasih”, tanya Haidar.
Sebagai ringkasan, Bapak Dani menjawab, ketika kita memperlihatkan perilaku sehari-hari kita dalam mengelola keuangan dengan baik, misalnya dengan menghemat, pastinya orang tuapun akan memperhatikan, terlebih lagi jika dari hal tersebut akan memberikan hasil yang nyata. Ketika ingin menyadarkan orang lain di sekitar, disarankan untuk menampilkan perilaku yang baik pula kepada orang lain, maka orang lainpun akan menyadari bahwa kita memberikan contoh yang baik yang patut ditiru. (***)