Tugas kita sekarang adalah menciptakan usaha-usaha kecil dan menengah yang tidak hanya inovatif dan kreatif, tapi juga mengerti tentang pembukuan sehingga kita mampu meningkatkan daya saing perekonomian bangsa Indonesia di mata dunia.
Jakarta (UNAS) – Ilmu Akuntansi memang tidak dapat dilepaskan dari dunia perekonomian. Pasalnya, salah satu bagian akuntansi, yakni pembukuan telah menjadi bagian penting dalam mendukung jalannya usaha mikro kecil dan menengah sebagai tulang punggung perekonomian bangsa Indonesia. Menyadari pentingnya peranan tersebut, Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKSI) Fakultas Ekonomi Universitas Nasional berkolaborasi dengan Akademi Akuntansi Nasional menggelar seminar akuntansi dalam mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM).
Dalam kegiatan yang bertajuk “Implementasi Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah” yang digelar di ruang Seminar Unas, Selasar Blok I Lantai 3, pada Kamis (13/12), Dekan Fakultas Ekonomi, Suryono Efendi, SE.,MM mengungkapkan bahwa tema yang diusung dalam acara tersebut sangat menarik, karena terbilang sesuai dengan ilmu yang ditekuni dan sejalan dengan kenyataan perekonomian yang terjadi di Indonesia. Sehingga, diharapkan dapat menjadi nilai tambah bagi wawasan para peserta seminar.
Tidak hanya dihadiri oleh seluruh mahasiswa Unas, dosen dan belasan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Dharma Bumiputera , acara tersebut juga mengundang Government Accounting Standards Boar IAI / UKM Standards Setter, DR. Jan Hoesada, CPA.,Ak dan Deputi bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK, Ir. I Wayan Dipta.,M.Sc sebagai pembicara serta staf khusus Kementrian Sosial yang juga merangkap sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Nasional, Raden Achmad Aryandra, Ak.,M.Si sebagai moderator kegiatan. “Perlu kita ketahui, bahwa 50 persen dukungan perekonomian Indonesia disumbangkan dari sektor UKM, namun demiian, ada beberapa hal yang menjadi kesulitan UKM, yakni permodalan, Sumber Daya Manusia, dan pembukuan yang akan kita bahasa dalam seminar ini,” papar Aryandra saat membuka seminar.
Menyambung pengantar moderator, Deputi bidang Pengkajian Sumber Daya UKMK, Ir. I Wayan Dipta.,M.Sc membawakan pemaparannya berjudul “Kebijakan dan Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah”. Dalam penjelasannya, Wayan mengungkapkan bahwa lemahnya UKM di Indonesia disebabkan oleh minimnya pengetahuan audit terhadap usaha tersebut, padahal UKM yang berdiri di negeri ini sudah terbilang inovatif dan mampu bersaing di kancah Internasional.
“UMKM telah memberikan kontribusi yang besar pada perekonomian bangsa, terlebih dalam menyerap tenaga kerja. dari sisi inovatif dan kreatif juga sangat luar biasa, tapi ketika disandingkan menuju dunia penilaian Internasional, kita selalu tersandung satu hal, yaitu audit dan pembukuan yang masih belum memadai,” imbuh Wayan.
Tidak hanya itu, para peserta seminar ini juga diberikan penjelasan seputar masalah utama yang dihadapi oleh usaha mikro, diantaranya adalah rendahnya tingkat pendapatan usaha mikro, legalitas usaha yang tidak memadai, dan terbatasnya kapasitas usaha mikro untuk mengakses permodalan. “Oleh karena itu, tugas kita sekarang adalah menciptakan usaha-usaha kecil dan menengah yang tidak hanya inovatif dan kreatif, tapi juga mengerti tentang pembukuan sehingga kita mampu meningkatkan daya saing perekonomian bangsa Indonesia di mata dunia,” pungkas Wayan.
Berbeda dengan Wayan, Government Accounting Standards Boar IAI / UKM Standards Setter, DR. Jan Hoesada, CPA.,Ak lebih menitik beratkan materinya yang bertema “Implementasi SAK ETAP dalam Pengembangan UKM” dengan mengungkapkan bahwa tidak ada kovergensi pada standar ETAP untuk bidang UKM, dikarenakan setiap negara memiliki kebijakan yang berbeda terhadap pengembangan usaha kecil mikro dan menengah. Namun demikian, pemerintah harus tetap mendorong UKM sebagai basis ketahanan bangsanya.